KAROMAH DALAM TIMBANGAN AL-QUR`AN DAN SUNNAH

Karomah bukanlah istilah yang asing di telinga kita. Mungkin sebagian kita, pikirannya langsung membayangkan tentang aksi dan antraksi spektakuler yang di luar kebiasaan manusia. Seperti menusuk-nusuk senjata tajam ke tubuh, tetapi tidak terluka. Berjalan di atas beling-beling kaca dan botol, tanpa sedikitpun terluka kakinya. Bisa berjalan di atas air atau terbang di udara, dan aksi-aksi lainnya yang di luar kebiasaan manusia. Pertanyaannya adalah apakah benar itu yang disebut dengan Karomah, sebagaimana yang selama ini kita pahami? Lalu, apa yang dimaksud karomah menurut al-Qur`an dan Sunnah?

Definisi Karomah

Yang dimaksud dengan Karomah adalah kejadian di luar kebiasaan manusia yang Alloh anugerahkan kepada seorang hamba dalam rangka mengokohkan hamba tersebut dan agamanya. Menurut Syeikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin dalam kitab syarh al-Aqidah al-Wasithiyah, bahwasannya karomah itu memiliki ciri dan tandanya. Berikut ini beberapa ciri dan tandanya:

Yang pertama: Tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus supaya dapat karomah.

Yang Kedua: karomah itu terjadi pada seorang hamba Alloh yang sholih, baik dia mengetahui terjadinya karomah tersebut ataupun tidak.

Yang ketiga: tanpa disertai pengakuan dari pemiliknya sebagai seorang nabi.

Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan lebih banyak terjadi pada umat ini daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukkan keridhoan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan berarti Alloh Subhanahu Wa Ta’ala benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karomah padanya.

Lalu, pertanyaanya adalah kepada Siapakah Karomah ini Diberikan? Karomah ini Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya. Di mana inilah kriteria utama yang wali Alloh Subhanahu Wa Ta’ala . Hal ini sebagaimana firman Alloh dalam surat Yunus ayat enam puluh dua sampai enam puluh tiga, A’udzu billahi minasy syaithonir rojim:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Alloh itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa.”

Berkaitan dengan ayat ini Syeikh as-Sa’di rohimahumulloh mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa, dalam ayat ini Alloh Subhanahu Wa Ta’ala mengkhabarkan tentang keadaan wali-wali-Nya dan sifat-sifat mereka, yaitu: “Orang-orang yang beriman kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan hari akhir serta beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” Kemudian mereka merealisasikan keimanan mereka dengan melakukan ketakwaan dengan cara melakukan segala perintah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Beberapa Contoh Karomah

Dalam al-Qur`an banyak ayat yang menjelaskan tentang karomah hamba-hamba Alloh. Berikut ini beberapa di antaranya:

Firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ali Imron ayat yang ketiga puluh tujuh, yang artinya, “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrob, ia dapati makanan di sisinya, Zakaria berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?”. Maryam menjawab:” Makanan itu dari sisi Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, sesungguhnya Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memberikan rizki kepada yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”

Berkaitan dengan ayat ini, Syeikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa, ayat ini merupakan dalil akan adanya karomah para wali yang diluar kebiasaan manusia. Sebagaimana yang telah mutawatir dari hadits-hadits tentang permasalahan ini. Tidak seperti orang-orang yang mengingkari adanya karomah ini.”

Lalu apakah setiap ada aksi dan antraksi yang luar biasa itu bisa kita sebut dengan karomah? Maka jawabannya adalah tidak. Karena aksi dan antraksi yang luar biasa ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu,

Pertama, adalah mukjizat. Mukjizat ini hanya dimiliki oleh para nabi dan rosul.

Kedua, adalah karomah. Ini Alloh berikan kepada hamba-Nya yang solih selain Nabi dan Rosul.

Ketiga adalah tipuan dan perbuatan setan, yang diberikan kepada sekutunya dari kalangan manusia yang durhaka kepada Alloh.

Jadi, disebabkan risalah kenabian telah ditutup oleh Nabi Muhammad Sholloulohu ‘alaihi wa sallam, maka saat ini tidak ada lagi yang namanya mukjizat. Dengan demikian, apabila di antara kita menyaksikan aksi dan antraksi yang di luar kebiasaan manusia, maka kemungkinan yang pertama adalah karomah, dan kemungkinan kedua adalah al-ahwal syaithoniyah atau perbuatan setan.

Adapun untuk mendeteksi, apakah ini karomah atau perbuatan setan, maka yang menjadi patokannya adalah pada keistiqomahan orang tersebut dalam menjalankan agama Allloh dan mengikuti Nabi Muhammad Sholloulohu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi’i yang dinukil oleh Syeikh Hafidz al-Hakami rohimahumulloh dalam kitab A’lamus Sunnah Al Manshurah berikut ini:

“Apabila kalian melihat seseorang berjalan di atas air atau terbang di udara, maka janganlah mempercayainya dan tertipu dengannya sampai kalian mengetahui bagaimana dia dalam mengikuti ajaran Rasulullah Sholloulohu ‘alaihi wa sallam.”

Jadi, jelaslah makna karomah menurut al-Qur`an dan sunnah. Apa yang kita saksikan dari aksi luar biasa sebagian orang berjubah Kiyai atau ustadz, tetapi setelah ditelisik ternyata amal ibadahnya sangat bertentangan dengan Islam, seperti meninggalkan sholat berjamaah, mengamalkan wiridan-wiridan yang berbau kesyirikan. Maka, itu semua bukanlah karomah, akan tetapi itu adalah hasil persekutuan dia dengan setan. Semoga Alloh Subhanahu Wa Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa menjalankan agama Alloh sesuai dengan tuntunan Rosul-Nya. Amin. Wallohu A’lam.

 

Saudaraku….

Lihatlah secara seksama apa yang sedang terjadi disekitar kita.

Kedzoliman, kemaksiatan, dosa yang dianggap biasa, haram jadi halal, yang halal diharamkan.sunah dianggap bidah, bidah diangaap sunah. Yang salah jadi benar yang benar disalah-salahkan.

Inilah gelombang keterpurukan ruhani yang terus bergulir ditengah-tengah kita bak air bah yang tak bisa dibendung lagi. Oleh karena itu………

Sudah saat nya kita bergerak…..

Sudah waktunya kita bekerja…

Sudah saatnya kita berdakwah…

Mari bergabung bersama radio Fajri Bandung dalam Mega proyek dakwah melalui udara dengan cara mentransferkan sebagian harta Anda kepada kami melalui BANK MUAMALAT no rekening 146-000-1648 a / n PT RADIO SWARA CAKRAWALA SANGKURIANG

“Bersama Fajri Belajar Islam menjadi Mudah, Bersama Fajri Infak Anda Insya Alloh berkah dan terarah” ( Radio fajri 1458 am dan www.fajribandung.com )