Oleh: Arifin, S.H.I 

Keluarga yang harmonis penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian merupakan harapan bagi setiap orang. Hal itu tergambarkan pada pasangan suami istri yang mengatur rumah tangga berpadu secara bersama, menyelesaikan problematika rumah tangga dengan musyawarah, keduanya berperilaku baik, saling pengertian, merasakan susah dan bahagia secara bersama-sama dan lain-lain. Namun pada kenyataannya ada sebagian keluarga yang kosong dari pesona kebahagiaan rumah tangga. Salah satu faktor penyebabnya adalah pasangan hidup yang pemarah, baik istri atau suami bahkan bisa jadi keduanya memiliki temperamen yang tinggi.

Ada suami yang buruk dalam mempergauli istrinya. Ia tidak menjaga perasaannya, ia tidak peduli kepadanya, menyakiti hatinya, tidak memperlakukannya dengan etika dan sering marah kepadanya. Ia bersikap luwes, ceria, dan berlidah manis kepada orang lain. Akan tetapi ketika kembali ke rumah bertemu dengan istrinya, ia bersikap kasar, bermuka masam, cemberut, dan suka marah.

Ada juga istri yang hobinya marah-marah, kurang berterima kasih, dan jarang memuji. Ia tidak memiliki sifat qonaah terhadap pemberian suami. Ia sering membanding-bandingkan keadaannya dengan istri orang lain. Jika suaminya memberinya uang, ia menampakkan kemarahan dan menyesali pemberian itu. Sebab menurutnya pemberiannya sedikit jika dibandingkan dengan bagian yang diperoleh istri orang lain. Ketika suaminya membelikan perabotan rumah tangga kepadanya, malah ia bersikap kasar, memarahi dan mencela suaminya.

Saudaraku… Pasangan hidup yang pemarah merupakan salah satu problematika dalam rumah tangga. Tentunya masalah ini harus diselesaikan. Jangan sampai kehidupan rumah tangga setiap harinya dihiasi dengan kemarahan. Ada beberapa solusi menghadapi pasangan hidup yang pemarah:

  1. Perbanyak membaca al-Qur’an. Jika seseorang sering melihat pasangan hidupnya sering marah, maka alangkah baiknya mengajaknya untuk Sebab al-Qur’an merupakan obat mujarab pelenyap kemarahan, air mata kesejukan jiwa, sumber kedamaian dan ketentraman hati.وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman …” (QS. al-Isra’ [17]: 82)
  1. Isi hati dengan gizi ruhani. Manusia sering memperhatikan gizi jasmani. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang berapapun jumlahnya hanya ingin sehat. Namun terkadang mereka lupa bahwa hati membutuhkan gizi. Gizi hati adalah ilmu. Oleh karena itu, jika kita melihat pasangan hidup kita sering marah, rajin-rajinlah diajak untuk menghadiri ceramah agama. Nasihat agama laksana air bagi tanah yang tandus dan kering. Nabi bersabda:“Tidaklah suatu kaum berkumpul sebuah rumah Alloh  mereka membaca Kitabulloh , mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka sakinah, rahmat akan meliputi mereka, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Alloh senantiasa menyebut-nyebut mereka dihadapan malaikat yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
  1. Siramlah api kemarahan dengan air kesejukan. Seorang yang bijak adalah seorang yang melihat pasangan hidupnya marah namun ia tidak ikut serta marah. Ia berusaha memberikan air kesejukan hati pasangan hidupnya. Ia perintahkan kepadanya untuk berwudhu. Sebab air wudhu dengan izin Alloh sangat ampuh dan dahsyat sebagai pelenyap marah.“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad  dan Abu Daud)
  1. Hindari segala pemicu kemarahan. Suami atau istri adalah orang yang paling mengetahui dan memahami perilaku pasangan hidupnya. Dia pun paling tahu pemicu dan pembangkit marah pasangan hidupnya. Maka seyogyanya ia sekuat tenaga membuang sejauh-jauhnya segala pemicu kemarahan.
  2. Mengingat banyak kebaikan pasangan hidup. Keutuhan dan kelanggengan rumah tangga didapat melalui kesabaran menghadapi perilaku buruk pasangan. Jika pasangan hidup kita pemarah, maka ingatlah selalu kebaikan-kebaikan yang dia lakukan. Bandingkan antara kebaikan dan sifat pemarahnya.“Janganlah seorang (suami) mukmin membenci (istrinya) mukminah, apabila dia tidak menyukai perangai pada diri istrinya, dia akan meridhoi perangai lainnya.” (HR. Muslim)Dengan melihat sisi-sisi kebaikan pada sang istri atau suami, diharapkan seorang mampu berlaku arif dan berpikir dengan sehat sehingga tidak selalu menilai pasangan hidup dengan wajah kebencian dan penilaian yang buruk.
  1. Jika kedamaian dan ketentraman tidak pernah ada dalam keseharian rumah tangga, yang ada hanya pertikaian dan pertengkaran karena sifat kemarahan pasangan hidup kita sudah mendarah daging, maka menempuh jalan perceraian bukanlah suatu aib dan tercela. Sebab tujuan membina rumah tangga adalah terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah.Islam hanya memberikan dua pilihan keapada pasangan suami istri. Perdamaian dan memperbaiki keadaan dengan niat kuat untuk mempertahankan rumah tangga atau perceraian karena jika ikatan pernikahan dipertahankan diduga kuat akan mengalami kemudhorotan.… الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ

    “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.”  (QS. al-Baqoroh [2] :229)

Semoga kita dapat mewujudkan keluarga bahagia dan dijauhkan oleh Alloh  dari pertikaian rumah tangga. Amin, Wallohu ta’ala a’lam…

Saudaraku….

Lihatlah secara seksama apa yang sedang terjadi disekitar kita.

Kedzoliman, kemaksiatan, dosa yang dianggap biasa, haram jadi halal, yang halal diharamkan.sunah dianggap bidah, bidah diangaap sunah. Yang salah jadi benar yang benar disalah-salahkan.

Inilah gelombang keterpurukan ruhani yang terus bergulir ditengah-tengah kita bak air bah yang tak bisa dibendung lagi. Oleh karena itu………

Sudah saat nya kita bergerak…..

Sudah waktunya kita bekerja…

Sudah saatnya kita berdakwah…

Mari bergabung bersama radio Fajri Bandung dalam Mega proyek dakwah melalui udara dengan cara mentransferkan sebagian harta Anda kepada kami melalui BANK MUAMALAT no rekening 146-000-1648 a / n PT RADIO SWARA CAKRAWALA SANGKURIANG

“Bersama Fajri Belajar Islam menjadi Mudah, Bersama Fajri Infak Anda Insya Alloh berkah dan terarah” ( Radio fajri 1458 am dan www.fajribandung.com )