Pusat Studi Tahanan menyatakan saat ini ada 40 perempuan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Pusat Studi Tahanan Palestina menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan pendudukan Israel menangkap lebih dari 15 wanita Palestina setiap bulannya.
Para tahanan diinterogasi, beberapa masih di penjara sementara yang lain ditempatkan di bawah tahanan rumah. Juru bicara Riyad Al-Ashqar mengatakan, pasukan pendudukan Israel menyerbu beberapa daerah di Tepi Barat pekan lalu. Mereka menangkap dosen universitas Widad Al-Barghuthi dan dua putranya dari Ramallah.
Pasukan pendudukan Israel juga menyerbu Al-Birah dan Qalandia. Mereka menangkap mahasiswa Samah Jaradat dan Mais Abu-Ghosh. Al-Ashqar mengatakan, lebih dari 20 tahanan perempuan dijatuhi hukuman. Sementara yang lainnya menghabiskan masa tahanan administratif atau masih diinterogasi seperti seorang ibu dari pejuang Palestina Ashraf Naalwa.
Dari mereka yang ditahan, 17 diantaranya merupakan seorang ibu dan lima lainnya adalah mahasiswa. Selain itu, Al-Ashqor mengungkapkan, sepuluh tahanan wanita menderita kondisi kesehatan yang buruk termasuk Isra Jaabis. Ia menderita luka bakar pada lebih dari 60 persen tubuhnya, dan membutuhkan operasi segera.
Pusat Studi Tahanan Palestina menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhi hukum, dan konvensi internasional, yang berkaitan dengan perlindungan perempuan. Selain itu juga meminta agar segera ikut campur untuk menyelamatkan nyawa para tahanan perempuan tersebut. (internasional.republika.co.id/admin)